Tuesday, 11 November 2014

Filosofi Pisang Keluarga Gobel

Saat pelantikan Kabinet kerja Jokowi-JK diumumkan, terselip nama Pak Rahmat Gobel sebagai Menteri Perdagangan. Saya jadi ingat beberapa hari sebelumnya, saya sempat membaca buku paket mata pelajaran Kewirausahaan milik adik saya tentang profil biografi Bapak Thayeeb Gobel. Saya pikir mereka orang yang sama ternyata mereka adalah ayah dan anak. Bagi pelaku bisnis atau seorang wirausaha, nama keluarga Gobel sudah tak asing lagi. Namun bagi saya penikmat tempe goreng ini nama tersebut baru saya dengar bulan lalu. Padahal banyak barang elektronik dirumah yang pakai merk Panasonic, mulai dari mesin cuci sampai blender :D

Bapak Thayeeb Gobel

Work Hard Play Hard

Seorang teman menulis status di facebook...

Le piye kerjoanmu?
Alhamdulillah sae Buk..
Yowes apik, tapi kerjoanmu iso ngetokno keringet nggak? 

Saya berpikir lama untuk memahami status teman saya tersebut. Yang saya tau, teman saya yang menulis status tersebut kerjanya memang di lapangan di salah satu BUMN penghasil listrik inisialnya PLN, yaelah disebut :p. Sudah pasti mengeluarkan keringat dong yaa. Tapi maksud nasehat Sang Ibu tidak begitu. Tentu ibunya tau kalau anaknya setiap hari mengeluarkan keringat untuk riwa riwi lapangan.Tapi apa yang ibunda beliau katakan adalah nasehat semua orang tua ke anaknya, agar sang anak bekerja dengan benar, jujur dan tidak korupsi. Leha-leha mau dapat banyak duit?? *jagain lilin*. Bikin mie 'instant' aja butuh nyalakan kompor-rebus air-nyiapin piring-buka bungkus mie-nunggu 3 menit-tiriskan air-aduk aduk-baru deh makan, lhaa malah bahas mie instant :D

Monday, 29 September 2014

Panggil Aku Kartini Saja (2)


“Bagaimana aku lewatkan masa itu aku tak tahu,”katanya, “yang aku ketahui hanyalah bahwa masa itu mengerikan”.

Banyak curahan hati Kartini yang tertuang di goresan-goresan surat yang ditulis untuk Stella. Salah satunya adalah kisahnya saat Kartini mulai  kehidupan barunya sebagai gadis remaja yang tumbuh dewasa. Kehidupan ningrat dan jawa mengharuskan dirinya seperti hidup di sangkar namun bukan emas. Dipingit!! Kenapa bukan sangkar emas, karena nggak bisa twitteran hehehe. Kartini yang gila ilmu tidak mau kalah dari abang-abangnya yang bisa bersekolah tinggi sampai ke Eropa, sedangkan ia hanya bisa terkurung di antara empat tembok besar dan tentunya tembok-tembok inilah yang akan menjadi dunianya saat itu. 

Tahun 1892, sedikit demi sedikit Kartini memperoleh kebebasannya, Kartini mulai sering terlibat dan menghadiri berbagai kegiatan social. Kehidupannya bukan lagi empat tembok besar tapi dunia nyata yang bersentuhan dengan kehidupan masyarakat pribumi lainnya. Salah satu aktivitas Kartini adalah menghadiri asosiasi antara pembebasan dan pentahbisan gereja umat Nasrani. Dari sinilah Kartini mulai menghargai agama Nasrani. 

Wednesday, 23 April 2014

Buku Panggil Aku Kartini Saja (1)



Judul      : Panggil Aku Kartini Saja
Penulis   : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Tebal     : 304 hlm
ISBN    : 9799731211

Di pelajaran sekolah dulu, saya mengenal Kartini hanya sebagai tokoh wanita Indonesia dengan semangat emansipasi wanitanya. Selain itu juga Kartini ini dikenal sebagai Siti Nurbayanya Jawa karena harus kawin paksa. Dan Kartini dikenang setiap tanggal 21 April yang tidak lain adalah hari kelahirannya. Entah saya yang memang tidur waktu pelajaran IPS / sejarah wekeke atau memang hanya sebatas itu-itu saja sosok kartini di mata generasi muda. Sayang sekali sosok Kartini lebih banyak dikenang hanya dengan lomba modeling, memasak dan sebagainya. Kartini dikenang hanya sebatas dari pakaiannya, kebaya. Sepertinya sih lebih dikenal kebaya daripada Kartininya. Jangan-jangan 5 tahun mendatang, Kartini akan lebih dikenang sebagai wanita jawa yang memakai kebaya. Huks. But Well she is a woman seldom and make history.

Wednesday, 16 April 2014

Saat Anak Mendapat Perlakuan Buruk

Sedih, marah dan prihatin. Sedih, kenapa perilaku seperti itu masih terus saja terjadi. Marah, ingin caci maki tuh para pelaku, apa mereka tidak punya adik, anak atau saudara yang masih kecil? dasar sakit jiwa!!. Prihatin, saya ngeri dan brebes mili kalau dengar berita seperti ini, di negeri yang beragama ini. Masih ada aja orang yang otaknya agak miring, sampai hati melakukan hal tersebut. Belum hilang ingatan kita saat siswi SMU dari sebuah sekolah di Jakarta mendapat perlakuan abnormal dari wakil kepala sekolahnya sendiri. Miris.

**
Dont do that, go away from me.. !!

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...