Setelah (belum) puas menikmati ombak di Tanah Lot dan Kuta, kami bergegas menuju tempat isitrahat. Nah saya kira nanti akan ke Masjid lagi seperti hari sebelumnya, ternyata tidak kami dibawa ke sebuah pusat oleh-oleh. Ya ampun, siapa sih dari rombongan kami yang mau beli oleh-oleh lagi? Ternyata tidak, pusat oleh-oleh tersebut tempat menginap kami. Pusat oleh - oleh tersebut (maaf lupa namanya) terdiri dari 2 lantai, lantai bawah adalah display dari bermacam-macam souvenir khas Bali, dan di lantai 2 ada aula untuk ruang makan+karaoke dan penginapan! Penginapan ini adalah aula yang cukup besar disekat menjadi 4 bagian, dengan disediakan bantal kecil - kecil 1 sekat bagian diberi sekitar 50 bantal dan 2 kamar mandi laides-man. Haha, awalnya saya, ibuk dan beberapa orang yang belum pernah ikut tur ini shock, kami tidak menyangka kalau tidur di sini. Tapi ini menurut saya lebih baik daripada tempat istirahat hari pertama, tapi yang saya khawatirkan adalah ibu, saya takut beliau tidak bisa tidur kalau saya sih tidak masalah
wong saya biasanya juga tidur sembarangan.
|
Suasana penginapan di aula yang dibagi jadi 4 sekat |
Syukurlah ibu tidak mengeluh, justru beliau juga berpikiran sama dengan saya kalau tempat ini lebih baik daripada kemarin. 4 sekat bagian itu sudah terisi penuh. Masing-masing sekat memiliki luas sekitar 3mx4m, cukup luas, namun aula yang dijejali dengan sekitar 300an orang membuat suasana riuh dan tentunya akan sulit tidur. Hhoho apanya yang sulit tidur, saya tidur pulas, pulas banget malah, setelah saya tanya ke Ibu Panitia katanya sewa lahan bersekat ini Rp 350.000,-, yah pantes aja kami diinapkan disini biayanya murah banget. Yang lucu adalah saat mandi pagi, kamar mandi atas airnya tidak bisa keluar alias air di tandon habis katanya. Bah, gak mandi nih? saya dapat bocoran dari penginap-penginap lain kalau di lantai bawah ada kamar mandi yang airnya masih bisa keluar walaupun sedikit, larilah saya kesana dan ternyata sudah antri panjang. Sempat terpikir untuk tidak mandi saja, tapi tidak mungkin perjalanan masih seharian lagi gila aja kalau tidak mandi. Sambil menunggu antrian mandi, saya sempat berbincang-bincang dengan beberapa ibu-ibu yang juga ikut antri mandi, dari fisiknya sepertinya berumur sekitar 60 tahun, beliau dari magelang hanya ke Bali untuk ziarah sama seperti saya, rutenya hampir sama dengan rombongan saya, tapi jaraknya itu yang biking gengges bayanginnya.
***
Keunggulan dari tour ziarah ini adalah menambah wawasan tentang islam dan kami tidak sekedar tour bersenang-senang saja, dalam setiap perjalanan Pak Ustad yang memandu rombongan kami selalu mengajak kami untuk senantiasa bersholawat dan berdoa, selain itu saat perjalanan ke Bedugul Pak Ustad memberikan wejangan tentang ajaran pokok Sunan Kudus
Aaakk.. pingin ke Bedugul!
ReplyDeletelaksanakan dong mbak, makassar - bali deket kok :p
DeleteHee.. aku tinggal di Serang kok.. haha.. Makassar mah jalan2 aja bulan September lalu. ini jg br plg dr Bali, tapi nggak banyak explore, maklum masih pingin banyak ngamar haha
Deleteoalaaah di serang, abisnya tulisannya mbk nurul banyakan ttg makassar hhehehe..... huwik mbak jalan2 terus yaa kereen...
Delete