Mulai darisitu saya berpikir keras, adakalanya juga manusia semakin dilarang semakin memberontak. Pernah dengar bahwa jangan mengatakan 'jangan' ketika melarang anak kecil untuk melakukan suatu hal ? Ya, ini terjadi pada saya, seperti anak kecil yang makin penasaran ketika dilarang.
Manusia hidup dengan keyakinannya, ketika yakin terhadap A maka dia akan hidup dengan kepercayaan A. Om In percaya tentang hal tersebut, kalau naik gunung itu sia-sia. Beberapa teman bilang dan membantah dengan keras, saya sempat dimaki ketika mengutarakan hal tersebut, padahal saya cuma menyampaikan aja. Ok, saya mulai membayangkan, mulai bermimpi, mulai mengkhayal kalau-saja-saya-bisa-naik-gunung. Film 5 CM ? ahh bukan, sebelum itu juga saya berniat banget naik gunung, mencoba hal baru untuk pertama kalinya itu mengasyikkan hal positif tentunya.Gunung mana ? Gunung Bromo, udah, Gunung Kelud, udah, Gunung Kawi yang mistis, udah, Gunung Wilis, udah, Gunung Lawu pas ke sarangannya, udah, Gunungsari Surabaya, udah. KRIK. Ah, tapi gunung-gunung itu hanya rekreasi biasa, sekedar untuk melepas penat. Lalu ? Gunung mana ? Semeru :D
Alhasil, saya mulai baca-baca tentang semeru, rute, lihat-lihat fotonya di mbah gugel, sampai ikut beberapa komunitas supaya lebih tau, tapi dasar saya yang pemalu (gak-pede) jadinya ya cuma jd silent anggota huhu. Sampai pada suatu hari teman-teman keren saya ngajakin kesana ke semeru, tapi hanya sampai ranukumbolo saja, tak apa yang penting kesana. Olahraga selama seminggu pun saya jalani, yang biasanya bangun pagi langsung ke dapur, sekarang jadi bangun pagi - stretching. Wiih, bawa apa aja ni? tenang karena saya cewe dan pemula, jadi saya hanya dibebani bawa perlengkapan diri sendiri, enak banget ya.hehe
Mimpi terus deh wulan, 20 September 2013 ~^_^~
Kami berangkat hari Jum'at malam tgl 20 September 2013, dengan personil total 13 orang, 2 cewe, sisanya cowo. Bisa dibilang ini lumayan nekat, karena ternyata dari kami ber13 tidak ada satupun yang pernah mendaki semeru. Kami start dari sidoarjo sekitar pukul 10 malam,dengan 7 rombongan 7 motor, melalui jalur malang-tumpang-ngadas-ranupani. Awalnya ada desas desus kalau jalur ini tidak bisa dilewati karena sedang diperbaiki atau ditutup, ternyata memang benar hanya saja jalan masih bisa dilalui oleh motor. Sekitar pukul 2 kami sampai di kawasan ngadas.
-Bersambung-
Indah bgt pemandangannya. Sy gak setuju mendaki gunung itu merugikan, justru ketika turun gunung (setelah sebelumnya berjuang naik ke puncak), kita menjadi manusia yang berbeda ;).
ReplyDeleteToooss, saya juga gak setuju, betul ketika turun kita lebih bersyukur dan mengagumi alamNya... makasih kunjungannya ^^ tunggu ceritanya selanjutnya yaa :*
Delete