Wednesday 16 April 2014

Saat Anak Mendapat Perlakuan Buruk

Sedih, marah dan prihatin. Sedih, kenapa perilaku seperti itu masih terus saja terjadi. Marah, ingin caci maki tuh para pelaku, apa mereka tidak punya adik, anak atau saudara yang masih kecil? dasar sakit jiwa!!. Prihatin, saya ngeri dan brebes mili kalau dengar berita seperti ini, di negeri yang beragama ini. Masih ada aja orang yang otaknya agak miring, sampai hati melakukan hal tersebut. Belum hilang ingatan kita saat siswi SMU dari sebuah sekolah di Jakarta mendapat perlakuan abnormal dari wakil kepala sekolahnya sendiri. Miris.

**
Dont do that, go away from me.. !!

Itulah yang dikatakan dek AK, anak TK sebuah sekolah internasional di Jakarta juga mendapatkan perlakuan abnormal dari petugas kebersihan sekolah. Nama sebuah sekolah ternyata bukan jaminan untuk membuat anak-anak merasa nyaman dan aman. Hal – hal seperti ini sering luput dari pengawasan sekolah, tingkat anak TK seharusnya ada dalam pengawasan tinggi, apalagi saat mereka ke toilet. Pihak sekolah dengan kualitas internasional itu, memang menerapkan system second home untuk siswa-siswinya. Dengan penjagaan yang ketat, bahkan orang luar yang tidak punya kepentingan dengan sekolah dilarang masuk, sehingga siswa merasa aman seperti di rumah sendiri. Oleh sebab itu, pihak sekolah juga membiarkan siswa – siswinya ke toilet sendiri, untuk memberikan ruang bebas dalam beraktivitas. 

Anak – anak masih belum mengetahui mana yang buruk dan mana yang baik, membuat mereka mudah diperdaya oleh para pelaku kejahatan. Masa anak-anak hingga remaja merupakan masa recording hal-hal yang terjadi pada dirinya atau aktivitas yang terjadi di sekitar mereka. Selain itu mereka juga sangat rentan dengan trauma psikis. Sehingga jika terjadi hal yang buruk, maka peristiwa tersebut akan selalu dikenang oleh mereka hingga dewasa. Sungguh buruk jika apa yang terjadi pada dek AK akan terus dikenang olehnya hingga dewasa dan menjadi trauma tersendiri untuknya. Malahan, kemarin siang saya baca berita kalau dek AK tertular bakteri yang menyerang kelaminnya. Astaghfirullah, pengen bejek-bejek tuh orang !@#$%^& :’(, bentar saya tarik napas dulu, hiks… :’(

Disini peran orang – orang terdekat dan keluarga sangatlah perlu. Memotivasi dek AK dan mengembalikan semangatnya untuk sekolah lagi, ini butuh waktu yang lama. Mengingat trauma psikis yang dialami sangat dalam dan menyakitkan.  Dek AK sampai tidak mau sekolah, dia sering teriak-teriak kalau malam, sering ngompol dan tidak mau memakai celana. Keji!!!!! 

Peran orang tua saat di rumah dan peran guru saat di sekolah adalah faktor penting sebagai tindak pencegahan. Edukasi tentang seksual sudah tidak bisa ditutupi lagi, apalagi di zaman teknologi ini. Bukan hal tabu lagi untuk menyinggung ‘hal’ tersebut, namun tetap dalam penyampaiannya harus dilakukan secara luwes dan sesuai dengan pemahaman anak-anak.  Malah kalau bisa jangan sampai keduluan sama internet atau televise yang terkadang penerimaan atau pemahaman anak-anak salah tangkap. 

Saya belum jadi orang tua, tetapi saya punya adik perempuan ABG. Usia kami terpaut cukup jauh sekitar 8 tahun. Sebagai kakak perempuannya, saya punya tanggung jawab juga untuk mengawasinya. Apalagi ibu saya juga tidak terlalu mengerti cara pengoperasian gadget. Alhasil saya lah yang sering intip-intip hp adek dan suka kepo juga sama akun socmednya hehe. Untunglah dia sering sharing ke saya kalau ada hal yang tidak dia mengerti. Biasanya selain sharing, saya juga sedikit banyak memberikan dia edukasi dini tentang hubungan antara cowo dan cewe, baik dalam social maupun agama. Sedikit memaksa dia untuk membaca buku-buku remaja tentang hubungan cowo dan cewe, sejauh ini bukunya Ustad Felix Siaw, Udah Putusin Aja! yang paling recommended untuk mengajarkan dia tentang hal tersebut. Selain pembahasannya tidak membosankan, disertai dengan gambar-gambar lucu dan menarik.
from goodreads

Bersyukur saya hidup di era teknologi, dimana informasi bisa saya dapatkan hanya sekedar klik-klik saja. Tergabung dalam Kumpulan Emak-emakBlogger (KEB) adalah sebuah keburuntungan, sangat banyak ilmu yang saya dapat disini, baik tentang dunia blog, menulis, tentang printilan perempuan, kesehatan dan parenting. Beberapa waktu yang lalu, Mak Ida Nur Laila salah satu member KEB membahas tentang pendidikan seksual untuk anak 0-7 tahun, serta untuk anak 7-14 tahun. Untuk anak usia 0-7 tahun salah satunya adalah memberikan pemahaman pada anak untuk tidak mengumbar aurat atau kemaluannya di depan orang lain, serta mengajarkan anak untuk mengetahui bagian tubuh mana yang wajar boleh dilihat dan dipegang, selain itu mengajarkan sopan santun juga sangat penting. Selengkapnya bisa dibaca disini

Sedangkan untuk anak usia 7 – 14 tahun, orang tua wajib mengajarkan tentang adab pergaulan antara teman laki-laki dan perempuan, serta mereka harus mengerti perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Apalagi anak lelaki, orang tua harus segera member pemahaman tentang edukasi seksual sejak dini. Jangan malu, tentu ini semua harus dilakukan orang tua dengan luwes dan sesuai pemahaman anak-anak, selengkapnya bisa dibaca disini. Terima kasih Mak Ida sudah membagi ilmunya ^^.

Dunia anak-anak adalah dunia paling penting dalam tumbuh kembang seseorang. Saya masih ingat dulu saat masih di bangku Sekolah Dasar, ada beberapa teman yang suka jahil membuka rok. Hal inilah yang perlu diajarkan pada anak-anak, kalau perbuatan itu tidak baik. Hehe dulu adik saya bilangi kalau ada yang seperti ini, jangan takut buat lapor ke guru atau pukul aja sekalian :D

Pemerintah juga sudah cepat tanggap terkait hal ini, sudah sekitar 2-3 tahun seragam anak sekolah terutama seragam siswinya memakai rok panjang. Ini untuk meminimalkan tindak pelecehan terhadap anak sekolah. Mengajarkan anak-anak untuk kritis memang tidak mudah. Mereka sering takut kalau diancam oleh seseorang. Alhasil jika terjadi sesuatu mereka seringkali diam. Tapi kita sebagai orang dewasa yang dekat dengan mereka, seharusnya tanggap dengan perilakunya. Gelagat anak-anak tidak bisa dibohongi. Seperti misalnya, anak-anak jadi sering diam, sering menangis atau ketika takut sesuatu contohnya takut pergi ke sekolah atau takut pada hal tertentu. Yang paling mencolok adalah perubahan fisik yang terjadi pada mereka, misal kalau ada lebam atau memar di badannya.  Kita juga tidak boleh langsung menjudge atau memarahi mereka. Ingat anak-anak itu hatinya lembut. Pendekatan yang dilakukan harus secara berkala dan menanyai secara pelan-pelan.

“I think that the best thing we can do for our children is to allow them to do things for themselves, allow them to be strong, allow them to experience life on their own terms, allow them to take the subway... let them be better people, let them believe more in themselves.” - C. JoyBell C.

Saya memang belum berkeluarga apalagi punya anak. Bukan bermaksud untuk sok tau apalagi menggurui. Pasti nulis atau ngomong itu gampang, tapi prakteknya susah. Apalagi ini berkaitan dengan anak-anak yang kalau tidak ditanya diam saja, ditanya malah nangis. Namun alangkah baiknya, kita tau apa yang harus diperbuat ketika ada anak-anak/adik-adik yang kita kenal mengalaminya. Dan kita sebagai yang lebih tau, lebih peka terhadap sekitar. Sehingga bisa mencegah hal ini terjadi pada mereka. Miris L. Meskipun memang kasus seperti ini banyak sekali terjadi di Indonesia, ada kabar juga ini terjadi di pesantren. Dan yang belum lupa adalah kasus pelecehan seksual di salah satu universitas di Malang., tapi apa kabar para pelaku kakak senior itu?

Semoga dek AK bisa segera pulih dari derita psikis, fisik dan traumatik. Bisa kembali sekolah lagi dan semangat. Para pelaku sudah seharusnya mendapat ganjaran setimpal. Pemerintah sudah menjamin keamanan warganya termasuk anak-anak, tapi apa mau dikata jumlah penduduk Indonesia banyak, jadi mungkin banyak yang kelewatan. Atau mereka sibuk mengurusi urusan mereka sendiri, anak-anak mereka sendiri. Hmm.. yang tidak bilang kayak gitu sepertinya hanya Bu Risma. Jika memang hukum belum banyak bicara, kita harus ingat bahwa ada hukuman di akhirat yang menanti mereka. Hukuman abadi untuk mereka yang lebih setimpal untuk mereka. Wallahualam.

"Jika saya mengurusi anak-anak rakyat, Tuhan yang akan mengurus mereka (anak-anak saya)" - Bu Risma

8 comments:

  1. cuma bisa comment hehe, amin ^_^, salam perkelanalan ya mbak, ditunggu kunjungan baliknya, barangakali ada yang bermanfaat di web saya, saya punya banyak vcd pembelajaran anak mbak, ini sangat cocok sekali untuk mendidik dan membangun karakter anak sejak usia dini, semoga mbak berminat ^_^ trm ksh

    ReplyDelete
  2. Pertama baca beritanya, saya kaget lho, Mba Wul. Miris melihat org2 bengis, ya.

    Mak Ida tulisannya jos bgtt. Bisa dimanfaatkan sbg refernsi kelak ya, Mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mbak, tulisannya mak ida bisa jd panduan *nanti hehe.. mksih kunjungannya mbak :)

      Delete
  3. saya juga geram baca kejadian itu. Semoga jagan sampe ada kejaidan lagi. Dan semoga korban bisa hilang traumanya

    ReplyDelete
  4. Aku lihat di televisi sekarang marak pemberitaan tentang kekerasan terhadap anak,,, yang aku harapkan pelakunya harap di tindak tegas akan memberikan dampak jera dan peringatan kepada yang lainnya yang suka bertindak kasar terhadap anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin semoga pelaku mendapat hukuman yg setimpal..

      Delete

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...