Tuesday, 8 April 2014

There Is Nothing We Can Do?

Pemimpin yang seperti apa yang kita harapkan. Seperti Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, hehe terlalu bermimpi kalau kita mengharapkan sosok seperti Beliau. Eh sosok seperti Umar Bin Khattab juga boleh.  Umar Bin Khattab yang selalu menangis lantaran takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga kita bisa melihat pada wajah beliau ada dua garis hitam saking seringnya menangis. 

Beliau pernah berkata “seandainya saja ibuku tidak pernah melahirkanku. Seandainya saja saya adalah sehelai rambut pada jasad Abu Bakar ra.” Sampai – sampai Dia pernah berkata “Seandainya ada yang mengumandangkan bahwa semua manusia masuk surga kecuali satu orang, pastilah saya khawatir kalau satu orang tersebut adalah diriku”. Seorang pemimpin yang takut akan Tuhannya pastilah ia akan bertindak sangat hati-hati. Tidak menyalahgunakan kekuasaan. Begitulah seharusnya. Ini seperti Bu Walikota Surabaya yaa, eh :p yang takut banget tidak masuk surga karena ada warga Surabaya yang menuntut. hehe

Umar Bin Khattab menggunakan sepotong tulang untuk mencontohkan pada seorang kakek tua, bagaimana pemimpin itu seharusnya. Alkisah Gubernur Mesir Amr bin Ash sangat kesal ketika seorang kakek yang tinggal di depan istananya tidak mau menjual tanahnya untuk dijadikan Masjid. Sang kakek yang tidak tau harus kemana pergi menemui Umar Bin Khattab, saat kakek pergi Amr bin Ash memerintahkan pasukannya untuk membongkar rumah kakek dan membangun masjid. 

Sang kakek mengadu pada Umar Bin Khattab atas kebengisan Amr bin Ash yang membongkar paksa rumah sang kakek. Umar bin Khattab marah besar dan memberikan sepotong tulang busuk untuk diberikan ke Amr bin Ash. Melihat apa yang diberikan oleh kakek ke dirinya, Amr bin Ash menyuruh pasukannya untuk membongkar masjid. Mereka semua bingung, lalu Amr bin Ash berkata kalau ia salah, ia terlalu bernafsu dalam memerintah. Manusia sehebat apapun nantinya juga akan jadi tulang busuk. Meskipun dirinya memiliki kekuasaan yang tinggi, nantinya juga akan jadi tulang busuk.

Sebagai seorang khalifah, Umar Bin Khattab adalah seorang yang sederhana. Ia jarang tidur baik di siang dan malam hari. Ini karena Umar selalu mengingat pesan Nabi Muhammad SAW, karena takut menyianyiakan tanggung jawab terhadap masyarakat. Wah seandainya Pak Presiden kita seperti itu ya. Eh beliau kan memang kurang tidur, tuh lihat kantung matanya. Hihihi.

Saya jadi ingat tentang kepemimpinan Toyotomi Hideyoshi salah satu tokoh Jepang, yang mempunyai visi untuk mempersatukan Jepang. Cerita tentang beliau ditulis di serial Taiko yang ada 10 seri itu dan saya baru baca 2 seri hihi. Tapi sejak membaca 2 seri Taiko itu, saya jadi penasaran dengan sosok ini. Ia hidup sebagai seorang anak petani, dengan tinggi hanya 150 yang tidak memungkinkan untuk jadi samurai. Di era Oda Nobunaga dia adalah bawahan kelas rendah Nobunaga, karena kerja kerasnya ia berhasil menjadi kepercayaan Oda Nobunaga. Hideyoshi dipercaya memiliki pasukan dan ia berhasil menguasai Istana Nagahama dan daerah Chugoku. 

Setelah hampir menguasai beberapa daerah di Jepang, ia benar-benar mewujudkan mimpinya untuk mempersatukan Jepang. Di kepemimpinannya, banyak kebijakan politik yang dikeluarkan salah satunya mengatur administrasi kota dan memajukan perdagangan dengan system pasar bebas. Hideyoshi dikenal pemimpin yang periang dan dekat dengan rakyat. Selain itu ia adalah seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas dan cerdik. Hideyoshi juga disukai rakyat pada zaman itu, hingga dijuluki Taiko-san. Eh tapi itu kebaikan Hidesyoshi aja loh, yang buruk saya skip aja wekeke. Ini kan buat memotivasi supaya memilih pemimpin yang merakyat, memiliki pengetahuan luas dan cerdik.

“If one is lucky, a solitary fantasy can totally transform one million realities.
- Maya Angelou

Ada kata ‘mimpi’ di kata ‘pemimpin’, bukan tidak mungkinkan pemilu besok bisa menghasilkan seorang pemimpin. Meskipun hanya sebuah mimpi, jika kita ingin sosok pemimpin seperti Umar Bin Khattab atau seperti Hideyoshi. Setidaknya pasti ada minimal 10% sifat seperti mereka. Eh tapi berbanding 180 derajat ya sama caleg dan pemimpin sekarang.

Mereka yang terpilih, nanti pasti hidupnya berubah, tambah kaya. Nanti pasti lupa sama yang milih. Apalagi punya kekuasaan, menghalalkan segala cara supaya menambah kekuasaan, mengayakan diri. Lupa segala hal. Eitts, tapi Tuhan tidak lupa, tidak takut sama tanggung jawab? Tidak takut tuh nanti di akhirat tangannya dipotong karena ngambil hak rakyat atau lidahnya disetrika karena menipu rakyat.

Sampai ada yang menyuap Mahkamah Agung, kedudukan tertinggi di Negara supaya jadi pemimpin. Yang gitu itu tuh yang bikin males buat ikut pemilu. Ya udah golput aja. Lantas kalau golput sudah menyelesaikan masalah? Indonesia maju? Kita makmur? Nggak kan? Menyalahkan pemerintah, beras naik, BBM naik, ya salah pemerintah, tapi mereka lupa kalau pemerintah itu yang dipilih.

Pemilu 5 tahun lalu, ada sekitar ribuan surat suara yang disalah gunakan sama penguasa partai. Dimasukkan ke kotak suara seenak mereka. Jadinya ya gitu, pemerintah tidak sesuai harapan. Lha wong pemilunya aja curang. Yang membuka kesempatan curang siapa? Hehe ya KALIAN YANG GOLPUT.
 
“There is no such thing as a perfect leader either in the past or present, in China or elsewhere. If there is one, he is only pretending, like a pig inserting scallions into its nose in an effort to look like an elephant.
- Liu Shao-ch’i

Tidak ada yang sempurna, pilih saja yang mendekati dengan apa yang kalian mau. Jangan golput! jumlah caleg untuk DPR-RI, DPRD, dan DPD memang banyak, ratusan di tiap dapil. Takut salah pilih? Pliis, kalau yang bilang gitu masih muda, punya smartphone canggih, melek internet dan hidup di kota ke laut aja lu!!! Kalau yang sudah berumur, terbatas internet, hidup di perbatasan Indonesia boleh ditolerir. 

Lantas kalau tidak ada yang baik tidak dipilih? Seburuk-buruknya orang pasti ada baiknya. Tidak semua buruk, kenali dan pilih. Apa sudah tau akhirnya kok tidak milih, apa sudah tau kalau bakal buruk. Ihh sama aja dong mendahului Tuhan, dikasih kesempatan milih kok tidak milih. Nanti kalau buruk ikut komentar, ikut demo, ikut ngomel. Whatever.

Ada banyak sekali website yang menjelaskan data, latar belakang, prestasi, visi misi sampai tetek bengek dari calon legislatif ini. Seperti website dari KPU pusat, http://dct.kpu.go.id/. Banyak juga website hadil swadaya LSM maupun lembaga-lembaga lainnya. Berikut beberapa website yang bisa diakses untuk kenal lebih dekat sama calon legislative maupun partainya:
-           
Bagaimana kita tau kalau yang kita pilih hasilnya baik atau buruk kalau kita memilih untuk diam saja. Jangan biarkan kesempatan curang itu terbuka lebar. Optimis, kenali lebih dekat pilihanmu. How do you know? Apa yang kita tau kalau tidak mencoba, diam memang lebih baik, tapi bersuara lebih baik lagi. try, try, try it.

credit
“We must become the change we want to see.”
- Mahatma Gandhi

7 comments:

  1. Bener banget mak.... Ijin share yaa... :D

    ReplyDelete
  2. keren mak tulisannya hehehehhe

    ReplyDelete
  3. Pemilu sudah berlalu. Mengutip statusnya Teh Ninih "Kita do'akan siapapun yang terpilih dituntun oleh Allah dan yang terpilih tapi tidak amanah, semoga Allah memberikan jalan untuk kembali kepada jalan yang benar." Aamiin...

    ReplyDelete
    Replies
    1. btw mak, daku mau komen di blog nya mak heni, tpi gak bisa gak ada kolom komennya.. mohon dibantu :)

      Delete

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...