Di buku-buku IPS yang dulu saya baca saat masih duduk di Sekolah Dasar, Indonesia merupakan negara agraris atau negara yang menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Itu dulu, sekarang ?
Kenyataan bahwa Indonesia menjadi negara pengimpor terbesar, jangankan memenuhi kebutuhan dalam negeri, beras saja diimpor dari Thailand. Saya jadi ingin tau apakah di buku IPS anak SD sekarang masih dicantumkan kalau Indonesia adalah negara agraris ?
Dengan luas tanah Indonesia yang mencapai kurang lebih 1.922.570 km² seharusnya Indonesia adalah benar - benar negara agraris, tapi kembali lagi kenyataannya seperti itulah. Selama ini Indonesia mengimpor beras dari Thailand yang notabene hanya negara kecil dengan luas daratan kurang lebih 514.000 km², tapi mereka mampu memaksimalkan sumber daya pertanian dengan sangat baik, hasilnya Thailand bisa mengekspor beras ke berbagai negara. Ironis memang. Indonesia lebih memilih untuk mengembangkan pembangunan tapi tidak dibarengi dengan swasembada pangan yang baik. Adakalanya kita harus belajar dari sejarah, sekitar tahun 1984 Indonesia pernah berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton, kesuksesan ini mendapat apresiasi dari FAO (lembaga pangan dunia). Tapi sekarang ? you know Indonesia so well. Pembangunan gencar dilakukan dimana - mana, tanah lapang ditimbun menjadi perumahan - perumahan elit, masyarakat Indonesia menjadi masyarakat konsumtif. Aku juga kayaknya.
Ibu pernah berceletuk ketika melihat acara konser di televisi dengan antusias penonton yang banyak, "Orang segitu banyaknya, semuanya makan nasi tapi yang nanam cuma 10 orang aja". Haha, saya kaget mendengar opini Ibu, saya pikir-pikir benar juga ya, ah saya juga orang serumah lima orang ini juga butuh setidaknya 25 kg beras/bulan, siapa yang nanam, pikirku.
Credit : BPS Pusat |
Mengangkat petani menjadi pegawai negeri di bawah naungan Departemen Pertanian mungkin hanya impian belaka. Seharusnya pemerintah lebih memperdulikan profesi petani ketimbang wakil rakyat, yang hanya ngabisin duit negara. Apalagi harga beras sempat naik di pertengahan tahun 2013, ini dipicu harga gabah yang juga ikut naik sekitar Rp. 1000 - Rp. 2000.
Credit : BPS Pusat |
Ah tapi dari sekian banyak keluhan itu, kita bisa bernapas lega karena menurut Menteri Pertanian RI Pak Suswono menegaskan kalau tahun 2014 ini Indonesia tak perlu lagi mengimpor beras, hore optimis pun muncul. Menurut beliau stok beras bulog sudah mencapai 2 juta ton, namun masih ada sedikit kekhawatiran karena Indonesia adalah negara dengan musim hujan yang tidak pasti, apalagi kita tahu sendiri kalau sudah musim puncak hujan pasti banjir dimana - mana. Kasihan. Tunjangan untuk wakil rakyat seharusnya bisa seoptimal mungkin dialihfungsikan pada para petani, atau minimal petani mendapatkan gaji pokok yang layak tiap bulannya. Baiklah bagaimanapun ini hanya angan - angan yang semoga saja bisa diwujudkan oleh pemerintah secepat mungkin, bukankah warga Indonesia berhak untuk penghidupan yang layak sesuai yang tercantum di UUD 1945? 2014 tahun baru dan semoga menjadi tahun yang baik untuk Indonesia.
Referensi :
Wikipedia
Detik.com
http://republika.co.id/
Referensi :
Wikipedia
Detik.com
http://republika.co.id/
Mungkin sekarang cuma dituliskan sebagai negara maritim saja, tapi agrarisnya dipertanyakan. Indonyewa seperti ini (eh maksudnya Indonesia, salah ketik, yah begitulah sepertinya sudah merdeka tapi rakyatnya apa-apa masih 'nyewa') ya karena anak muda (sepertiku) dan para orang tuanya Mbak Wulan... Kenapa?
ReplyDelete1. Anak muda. Cita-cita anak muda waktu kecil apa? Aku yakin cita-cita waktu kecil adalah salah satu dari 5 ini, Insinyur, Dokter, Tentara, Polisi, dan Pilot. Petaninya? *Geleng-geleng. Yah meskipun ada insinyur pertanian, tapi setelah lulus kuliah kebanyakan pergi ke perusahaan besar. Ditambah lagi sekarang ini terlalu banyak motivator karakter dan motivator entrepreneur yang mengatakan, "gapailah impianmu setinggi langit, gapailah ilmu setinggi langit", atau "sukseskan dirimu bla bla bla". Tak pernah ada motivator petani bukan? Adanya juga salam super, nggak ada salam petani? :D Sedangkan dogma bahwa petani itu adalah cita-cita paling rendah itu sudah tertanam sejak kecil, yang ada cuma 5 profesi diatas.
2.Orang tua. Kakekku seorang petani, kakek berpersan pada ibu, "apapun pilihan kerjamu nanti, jangan seperti bapak yang petani. Carilah yang lebih layak". Ibu dan ayahku adalah seorang penjahit Mbak, dan mereka berpesan, "apapun cita-citamu jangan seperti ayah dan ibu yang penjahit". Cita-cita dari orang tua ke orang tua terus berkembang. Adakah orang tua yang mengajak anaknya menjadi petani? Kalaupun ada pasti anaknya malas. Seperti aku ini, aku paling malas kalau disuruh ke sawah, padahal waktu kecil paling suka makan ditengah sawah sama kakek-nenek.
Tulisan bagus Mbak Wulan, keren. Aku sendiri nggak tau mau ngomong apa, lha wong aku sendiri bukan petani jeh. Komentarku diatas itu ngawur asli heheheh cuma meracau. Jadi bisa di skip :p
Yang jelas tulisan ini bisa jadi pembuka gerbang pikiranku tentang Indonesia 2014 kedepan. Tahun ini adalah tahun pemilu, aku masih nggak tau mau pilih orang yang seperti apa. Tapi, aku baru saja memutuskan, bervisi-misi swasembada tani lah orang yang tepat :)
Sukses selalu ya Mbak Wulan :D
iya juga ya, cita2 waktu kecil dulu dokter.. iya mas seharusnya kita menjadikan profesi petani bukan sebagai profesi rendah / profesi pilihan terakhir kalau tidak ada kerjaan lain alias mentok nganggur. Insinyur pertanian banyak tapi yg mau nanem di sawah nya itu loh mas yang kurang, aduh ngomong gini kok kayak nampar diri aku sendiri. Ya semoga saja tahun ini sudah berkurang ngimpor beras kalo bs ndak usah ngimpor, kalau gitu kan petani nya jg untung,, semoga bapak2 tani dan ibu2 tani, buruh tani beserta keluarganya tahun ini bisa lebih diperhatikan,, mereka lho yg ngasih makan kita.. weits PR nya guru sm ortu nih spya bs ngerubah paradigma klo jd petani itu bukan org susah..
Deletewehehe siapa tuh pilihannya ehem, semoga tidak salah pilih :-)
sukses jg yah mas,, matur nuwun sampun pinarak nulis panjang lebar pula, *nyeduh kopi*
*nyruput kopi*
Deletetapi sayang sekarang negara kita tak lagi swasembada pangan
ReplyDeleteiya tapi tetep harus optimis :)
Delete