Tuesday 11 November 2014

Filosofi Pisang Keluarga Gobel

Saat pelantikan Kabinet kerja Jokowi-JK diumumkan, terselip nama Pak Rahmat Gobel sebagai Menteri Perdagangan. Saya jadi ingat beberapa hari sebelumnya, saya sempat membaca buku paket mata pelajaran Kewirausahaan milik adik saya tentang profil biografi Bapak Thayeeb Gobel. Saya pikir mereka orang yang sama ternyata mereka adalah ayah dan anak. Bagi pelaku bisnis atau seorang wirausaha, nama keluarga Gobel sudah tak asing lagi. Namun bagi saya penikmat tempe goreng ini nama tersebut baru saya dengar bulan lalu. Padahal banyak barang elektronik dirumah yang pakai merk Panasonic, mulai dari mesin cuci sampai blender :D

Bapak Thayeeb Gobel
Bagi orang awam, sosok Pak Gobel tidak terkenal *saya aja yang nggak tau* hihihi. Lebih terkenal eyang partner iklan Oma Titik Puspa yang selalu muncul di TV dengan slogan "Cintailah produk-produk Indonesia". Kalah saing nama nih Pak menteri :p Tetapi karier usaha Pak Gobel juga mentereng. Bapak Thayeeb Gobel pemilik pabrik elektronik Panasonic, yang tak lain ayah dari pak menteri perdagangan ini memulai usahanya dari bawah. Masa kecilnya tak seindah anak Aurel dan Azriel. Perceraian orang tuanya membuat Thayeeb Gobel dan adiknya menumpang di rumah saudaranya. Ibu kandungnya menikah lagi dengan seorang guru SD di Tinombolo. Setelah menuntaskan Sekolah Rakyat, beliau dan adiknya hijrah ke Gorontalo ikut pamannya. Tak lama beliau pindah lagi ke Makassar ke rumah pamannya yang lain. Disini beliau bersekolah SMP dan SMA. Mimpinya untuk menjadi orang sukses sangat kuat, sehingga beliau bisa meraih gelar sarjana. Selepas sarjana, segala macam pekerjaan beliau coba menjadi tenaga administrasi di Makassar hingga menjadi guru SMP sampai jadi wakil direktur. Tahun 1975, beliau mendapat beasiswa untuk Colombo Plan ke Jepang mempelajari tentang plastik. Di sinilah beliau bertemu dengan Konosuke Matsushita.

Karirnya di industri elektronik dimulai tahun 1950-an. Alasan utama beliau membuat radio transistor supaya pidato Bung Karno kala itu bisa terdengar hingga ke pelosok Indonesia, pulau-pulau kecil sampai kaki-kaki gunung meskipun disitu belum ada listrik. 

Keseriusannya di bidang ini membuat Bapak Thayeeb Gobel dianugerahi Satya Lencana Pembangunan. Perusahaannya mulai beranjak naik ketika beliau menjalin joint venture dengan Konosuke Matsuhita, yang sudah memiliki sebuah perusahaan di Jepang bernama Matsushita Electric Industrial Co., Ltd., dibawah nama PT. National Gobel. Panasonic bekerja sama dengan PT. National Gobel untuk menjual produk-produk Jepang di Indonesia. Invasi elektronik? Bukan. Ini sama halnya saat investor asing ingin masuk ke Indonesia melalui perusahaan lokal. Menguntungkan untuk Indonesia? Ya iyalah. Tak bisa dipungkiri, pengalaman negeri tetangga yang jauh disana lebih banyak ketimbang masyarakat kita. Tak ada salahnya meguru dulu supaya bisa mengajarkan yang lainnya. 1962, PT. National Gobel melahirkan produk TV pertama di Tanah Air. Kala itu PT. National Gobel diminta untuk merakit TV hitam putih *bukan acara Deddy Corbuzier* untuk Asian Games di Jakarta. Memasuki tahun 1980, PT. Nation Gobel berganti nama menjadi Gobel Dharma Nusantara, kemudian tahun 1991 menjelma menjadi National Panasonic Gobel Indonesia. Sejak saat itu, setiap tahunnya, mereka menciptakan produk elektronik unggulan di Indonesia seperti TV, kulkas, mesin cuci dll.

Gerakan 30 September, membuat usahanya bangkrut. Namun tempaan pengalaman yang segunung itu membuatnya bangkit lagi. Thayeeb Gobel-Konosuke Matsushita sinergi mereka begitu kuat. Thayeeb Gobel berfilosofi "Pohon Pisang", sedangkan Konosuke Matsushita memiliki filosofi "Air Mengalir". Pak Gobel percaya, pohon pisang simbol paling tepat untuk menggambarkan peran sebuah perusahaan di tengah masyarakat. Tidak ada satupun bagian dari pohon pisang yang tak dapat digunakan. Semua berguna, buah, daun, batang hingga inti pohonnya/ati pisang bisa dimakan. Sifat pohon yang bisa tumbuh dimana saja, menjadikan pisang ini selalu tersedia dimana-mana, tumbuhnya mudah dan regenerasinya juga gampang. Menurut beliau refleksi inilah yang menjadikannya sebagai pedoman, memiliki usaha yang dapat berguna untuk banyak orang serta bermanfaat guna kemajuan bangsa dan negara. Sedangkan filosofi "Air mengalir" tak kalah penting. Air tersedia dalam julmah yang relatif banyak. Air adalah salah satu sumber daya yang mudah diperbaharui. Seperti halnya air, produk elektronik juga harus mudah tersedia dan mudah didapatkan, serta terjangkau untuk kebutuhan hidup manusia. Layaknya air, ia mengisi semua segi kehidupan. Dan seperti pisang yang sangat berguna untuk semua orang.
Menteri Perdagangan RI, Rahmat Gobel
Saya berharap Pak Menteri bisa selalu menerapkan filososi Sang Ayah dan Teman Ayahnya dalam kehidupan sehari-hari serta dalam penugasan beliau sebagai Menteri Perdagangan. Selamat bertugas Pak Menteri kami menunggu pisang-pisang itu tumbuh dengan baik dan berbuah enak :)

Sumber : Wikipedia dan Buku Kemendikbud "Prakarya dan Kewirausahaan" 2014 untuk SMA/SMK/MA/MAK

8 comments:

  1. terima kasih atas informasinya, jadi lebih mengenal beliau :)

    ReplyDelete
  2. iya baru tahu kalau bapak ini berjasa di dunia elektronik, aku pikir daritadi ini siapa juga XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha... :D makasih uda mampir mbak sari :v

      Delete
  3. Apik juga filosofinya. Semua orang ingin bermanfaat bagi yg lainnya.

    Btw, termasuk Taufik Gobel berarti ya. Satu keluarga hebat semua.

    ReplyDelete
  4. nice to meet you all guys ..please visit me back..

    ReplyDelete
  5. postingan yang menarik jadi bisa mengenal lebih lagi tentang beliau :), kama tidak berkunjung kemari ni, salam sehat selalu ya :)

    ReplyDelete

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...