Sudah sekitar 17 tahun saya hidup di kota mungil tercinta Sidoarjo. Sejak saya kecil hingga kini banyak sekali perubahan yang sangat amat saya rasakan, mulai berdirinya Mall, perumahan yang menjamur dimana-mana, sampai makin banyak kendaraan di jalan alias macet. Saya masih ingat komplek rumah saya dulu ada di tengah sawah, bisa dibilang jauh dari kota, kalau udah sore nggak berani keluar, gelap, sekarang? Duh jangan ditanya lagi, kalau di komplek sih suasananya masih sama sepi kayak kuburan hehe, lain halnya kalau suasana di desa/keluar komplek, rame banyak penjual makanan bertebaran bisa dibilang khaosan street kali ya hahaha. Tiap rumah bersaing mendirikan toko atau warung makanan, mulai dari rujak, gorengan, bakso, mie ayam, sampai fried chicken franchise-an pun ada. Dulu kalau mau fotocopy harus naik motor dulu sejauh 2 km, sekarang sih tinggal naik sepeda onthel udah sampai.
oiyah beberapa hari lalu saya sempat membaca salah satu thread di kaskus yang mengupas abis tentang Sidoarjo Tempo Doeloe, berikut beberapa pict nya :
Pasar Sidoarjo | Credit |
Perbaikan Tanggul Sungai Porong | Credit |
Well, Sidoarjo sudah bertranformasi menjadi kabupaten penopang Kota Surabaya, jadi maklumlah ya. Apalagi penduduk Surabaya yang sudah berjubel, membuat pemukiman mereka bergeser ke selatan untuk bermukin di Sidoarjo. Waktu tempuh sudah tidak jadi masalah, 1 jam? 1,5 jam? bahkan 2 jam juga dijabani sama kita-kita :p Jangan ditanya, skill orang Sidoarjo kalau naik motor adalah kelas wahid hihi, gimana enggak, kami harus ahli memacu kendaraan di antara 2 mobil, bahkan 2 truk tronton. Pun kami juga harus mengandalkan ingatan kami, jikalau ada lubang di jalan, jadi bisa waspada. Kami juga harus menghapalkan jalan mana yang rawan orang menyebrang mendadak, seperti kawasan Pabrik Maspion di Aloha yang bisa aja pas kita lewat tiba-tiba ada sekelebat bayangan dan brak, amit-amit jangan sampe deh yaa. Oh iya kami juga wajib menghapalkan hari apa aja dan daerah mana yang ada operasi polisi hihihi :p ampuun Pak Polisi surat-surat saya lengkap kok. hehe. Alhasil kawasan Sidoarjo jadi magnet tersendiri buat investor-kontraktor perumahan minimalis, nyaman nan murah. Apalagi daerah Kec. Krian dan Sukodono, uhh sawah hijau sudah menjelma jadi dinding-dinding kokoh.
Tapi sayang banget angkutan massal seperti kereta komuter hanya bisa menjangkau daerah tengah Sidoarjo - Surabaya. Buat yang kerja di pinggiran kota Surabaya dan rumahnya di Sidoarjo juga pinggiran, siap-siap melatih skill naik motor ya. Padahal tuh ya saya lebih suka naik angkutan masal daripada harus berselancar di jalanan, tapi ya gitu hiks, jalur ke rumah susah harus oper beberapa kali plus memakan waktu 2x lipat kalau naik angkutan umum.
Di tengah kabupaten Sidoarjo kini, sudah berdiri beberapa mal seperti Ramayana Mal, Giant-Suncity, sampai Lippo Mal Sidoarjo menjadikan Sidoarjo sebagai Kabupaten semi metropolitan, eitss, meskipun penduduknya bertambah bukan berarti masyarakat dan pemda tidak menjaga kebersihan wilayahnya, hasilnya Sidoarjo tetep loh menyabet penghargaan Adipura untuk ke-4 kalinya, meeeeen.
tugu adipuran, credit |
Lippo Mall Sidoarjo, credit |
Sitos Map |
Semoga Sidoarjo menjadi tempat pulang terbaik buat masyarakatnya.... kecup satu-satu :*
Sidoarjo Bersih Hatinya ^^
Aaaaah saya suka sidoarjo.. walopun kalau nginep sana paling2 cuma 2 malam tapi selalu seneng bisa muter2 di kotanya, apalagi gak pernah absen beli bandeng asap yg super nyuuuum... hahahaaa...
ReplyDeleteBtw, salam kenal mbak :)
aku bandeng asap nggak begitu suka mbak, lebih suka bandeng presto,, hehe,,, makasih mbak udah mampir, salam kenal juga *sodorin Bandeng Asap* nyuuum :D
Deletejadi inget temenku juga ada yang ngelaju kalo mau kerja. waktu tempuh 1 jam-an juga dijabanin :D padahal mayan jauh juga ya, mak :D
ReplyDeletehihi iya nih mak,, waktu tempuh bukan halangan, brgkat pagi2 buta spya nggak kena macet :)
Deletepernah ke sana beberapa kali, panas minta ampun hehe...
ReplyDeletehehehe... kesini skrg aja mas, lg musim hujan hawanya adem :)
Delete