seringkali langkah terhenti ketika di tengah perjalanan, mungkin hati membutuhkan jeda, jeda yang berkepanjangan agar lelah melebur menjadi ketenangan yang damai tanpa ada bisikan atau cerita-cerita yang menggantung tak tentu arah yang membuat hati semakin bertambah gelisah mencari jawaban, semakin memandang jauh ke depan semakin terlihat jelas bahwa hati membutuhkan jeda.
jeda...sampai kapankah jeda itu?akankah jeda yang berkepanjangan membuat hati kembali tentram tanpa ada rasa gelisah yang mendera, itulah hati (qalb) bisa berbolak balik, kadang rapuh terkadang kuat dan tegar, siapa yang bisa menebak hati?, tak ada yang bisa menebak isi hati seseorang.......
lelah....penat mendera hati, semakin hari semakin menjadi, hati.....aku butuh jeda, rebahkan tubuhmu di tengah hamparan yang luas nan hijau hirup dalam-dalam udara sejuk hingga menembus relung hatimu, apa yang kau rasakan?, dalam jedamu berikan aku siraman zikir-zikir indah, latunan ayat-ayat suci yang menenangkanku, hingga rasa cemas itu lenyap tak berbekas..
aku..aku...hanya segumpal daging yang mudah terbolak-balik, mudah berubah-rubah, bersihkan aku dari segala penyakit yang bisa menggerogotiku, yang bisa membinasakan ku, berdoalah semoga Allah merahmati ku dengan segala hidayahnya, sehingga aku bisa menentramkan mu...
jeda....jeda aku butuh jeda....berikan aku jeda walaupun sesaat, dalam jedaku teruslah kau lantunkan zikir-zikir itu hingga aku kuat tak tergoyahkan waktu, seperti jarum jam yang terus berputar menghitung masa yang tak terbatas....
“Ketahuilah bahwa didalam tubuh manusia itu terdapat segumpal daging. Apabila baik daging itu, maka seluruh tubuh menjadi baik. Dan apabila rusak daging itu, maka akan rusak seluruh tubuh. Sesungguhnya daging dimaksud adalah hati.” Maka wajib untuk memperhatikannya dan semaksimal mungkin untuk memperbaiki dan menguatkannya. Hati mudah berubah-ubah dan banyak mengalami gangguan, hingga Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya hati itu lebih cepat pergolakannya dari pada buih air.” Karenanya Nabi SAW memperbanyak berdoa, “Wahai dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agamaMu.”
Rasulullah juga bersabda: “Sesunguhnya hati manusia itu berada di antara dua jemari ar-Rahman. Apabila Dia menghendaki niscaya akan menegakkannya. Dan jika Dia menghendaki niscaya akan membengkokkannya.” Nabi SAW ketika bersumpah dan bersungguh-sungguh dalam sumpah itu, beliau mengucapkan, “la, wamuqallibil qulub” (“Tidak, demi Tuhan yang mebolak-balikkan hati”).
Bahwasanya hati tak ubahnya seperti cerminan diri, berhenti sejenak untuk melapangkan hati yang sedikit demi sedikit menyempit karena urusan duniawi, berfikir dahulu saat sebelum melakukan sesuatu (apakah sudah sesuai dengan ahti / nurani) tapi seringkali upaya untuk membohongi hati sendiri demi suatu yang lain, ya hanya Tuhan yang mengetahui itu kebenaran atau keabstrakan. Hentikan sejenak perihal kosong itu dan mengisi nya dengan dzikir semoga menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu bertindak sesuai hati nurani yang mengarah ke kebaikan kebaikan Rasulullah, Amiin ^_^
Bahwasanya hati tak ubahnya seperti cerminan diri, berhenti sejenak untuk melapangkan hati yang sedikit demi sedikit menyempit karena urusan duniawi, berfikir dahulu saat sebelum melakukan sesuatu (apakah sudah sesuai dengan ahti / nurani) tapi seringkali upaya untuk membohongi hati sendiri demi suatu yang lain, ya hanya Tuhan yang mengetahui itu kebenaran atau keabstrakan. Hentikan sejenak perihal kosong itu dan mengisi nya dengan dzikir semoga menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu bertindak sesuai hati nurani yang mengarah ke kebaikan kebaikan Rasulullah, Amiin ^_^
dikutip dari : http://tulipqta.blogspot.com
No comments:
Post a Comment