Hai..
Malam ini aku mengingat siang itu, siang penanda keasingan diantara kita, oh kita ? boleh kah aku menyebut aku dan kamu sebagai 'kita' ? tapi tak apakan ?
Berawal dari seseorang yang tanpa mengenal lalu kita saling bercakap, saling kenal, saling dekat, dan akhirnya bersahabat. Sulit untuk mengingat sejak kapan ku mulai menyukai melihat punggungmu, punggung yang datar, punggung penuh beban, ya punggung itu. Dan aku mulai menyukai berjalan di belakangmu, sederhana saja aku ingin melihat punggung itu lebih lama dan mengikuti punggung itu kemanapun ia berjalan.
Lalu apa yang kurindukan ini?
Aku tidak merindukan punggung itu, tapi aku merindukan sisi lain dari punggung itu. Aku masih bertanya kenapa kita menjadi asing seperti ini ? berkali aku bertanya jawab dengan Tuhan, Apa aku sudah tak boleh mengikuti mu dari belakang ? Apa Tuhan sudah tak ijinkan aku untuk bertemu dan menepuk punggung mu ?
Aku bukan penulis, aku juga bukan penyair
kadang aku juga benci pada diriku sendiri, kenapa aku lebih suka mendiamkan diri saat sebenarnya aku ingin banyak bercerita. Tapi aku bukan penerjemah yang baik, bahkan aku tak bisa menerjemahkan apa yang kualami saat ini.
Aku membaca banyak buku, banyak artikel, banyak blogger di internet tapi tak satupun menjelaskan ini semua. lalu aku harus apa ? hanya kesunyian yang kudapati. Hanya mampu merangkumnya dalam do'a, semoga saja nantinya Tuhan membaca pesanku dan menjawabnya melalui alam.
Maaf karena aku sudah terlalu banyak mengeja huruf - huruf nama mu, harapku kamu sedikit terpanggil, tapi mungkin tidak. Tuhan aku tahu pesan ini tak kan tersampaikan, tapi bisakah kau layangkan sedikit saja senyumku padanya ?
Tapi setelah ku fikir, aku mampu tersenyum karena nya ! hei kamu..
No comments:
Post a Comment