Wednesday 5 September 2012

Mungkin ini yang disebut platonis

Cinta yang diam itu disebut cinta platonis, baru mengerti ungkapan tersebut. Perasaan yang misterius yang membuatku melanglang buana di malam hari, berjalan di mimpiku dan tertidur saat makan. Aku tidak tahu kenapa disebut platonis, sebenarnya aku tidak percaya dengan filsafat ataupun hal - hal puitis yang berbau kosong itu, aku menemukan sobekan kertas dan disitu tertulis kau seorang pecinta platonis. Tidak ! pikirku. Ku buka laptopku ku ketik platonis dan aku semakin tidak percaya. Itu hanya bohongan seorang penyair atau memang ada ?

Seorang yang misterius itu datang, membuatku harus menyembunyikan perasaan yang ingin kurahasiakan sampai kapanpun, bahkan pada dirinya. orang lain tak tau siapa dia bahkan kadang aku ingin diriku sendiri juga tak tau. Aku ingin itu menjadi rahasia antara aku dan Tuhan, aku ingin rasa itu menjadi rahasia yang istimewa sampai saatnya aku punya rahasia yang lain. Kata penyair di dunia maya yang seperti itu disebut platonis, mungkin saja tapi logika ku menolak.

Konsep yang merajalela di benak ku sejak dulu dan tertanam di pikiranku, seperti aku melihat kelinci, ya seperti itu kelinci putih, lucu, mata berwarna merah, bulu yang lembut dan halus aku mencintai kelinci itu selayaknya kelinci seutuhnya tanpa secuil pun yang kubenci. Ya, seperti itulah aku mencintainya.. seutuhnya dirinya.. bukan dambaan tapi realita akan dirinya..

Itu memang sebuah konsep, tapi sebenarnya sampai saat ini aku hanya memahami konsep dan teori, hanya sebagian praktek yang kulaksanakan, entahlah siklus yang terjadi pada diriku ini disebut platonis ataupun apa.

Don't go far off, not even for a day, because --

because -- I don't know how to say it: a day is long
and I will be waiting for you, as in an empty station
when the trains are parked off somewhere else, asleep.


No comments:

Post a Comment

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...