“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”Boleh dibilang sejak aku tertarik untuk menuliskan apa yang kurasakan, sejak saat itu aku mulai tidak sedih lagi. Setidaknya aku sudah menumpahkan apa yang kurasa ke sebuah tulisan. Senang, Sedih, Kecewa, Kagum, perasaan tersebut yang selalu aku tuangkan ke tulisan. Tak terkecuali Rasa Cinta ku padanya dan padaNya...
ketika kamu meninggi di hatiku bahkan ketika kamu hilang lenyap di hatiku semua kutuliskan agar aku tak lupa dengan mu.
Pengobat Hati dan Pengingat Kenangan (manis dan Pahit), kuukir namamu dengan sebuah pena emas di tulisan hatiku. Meski, kini pena itu pudar tapi tetap saja bekas tulisan itu ada di hatiku. Menulis mu dalam kenangan ku dulu adalah hal mudah dan sangat menyenangkan, tapi kini menulis mu dan mengingatmu kembali sedikit banyak membuatku tergores lagi.
Tapi itulah aku, lebih pandai menuliskan isi hati ku ketimbang membicarakan melalui mulut,
cinta ku pun akan kuusahakan untuk kutulis di-sini(baca:hati) supaya abadi dan tak pudar seperti pembicaraan omong kosong belaka.
Keabadian itu adalah tulisan kasih sayang ku padamu kelak sampai kapanpun :) dan dengan tulisan ini ku berdo'a agar Tuhan menjagamu siapapun itu supaya Tuhan menuliskan takdir kita bersama untuk selamanya dan bahagia menuliskan sendiri nama kita berdua dan keluarga kita kelak :) siapapun itu Tuhan tuliskan takdir dan nasib yang baik untukku. ~Love
No comments:
Post a Comment