Tuesday 7 February 2012

The Toughest Place to be A Binman 'Indonesia'

Baru saja saya membaca sebuah artikel yang mengharu biru kisah seorang tukang sampah di jakarta dan pasti dialami oleh semua tukang sampah di seluruh wilayah Indonesia. Bagaimana tidak dengan melihat videonya dan artikel nya serasa muka saya ditampar dengan keras, sadarkan !!! kalau masih banyak orang yang kurang mampu. video ini ditayangkan di stasiun televisi BBC dan menjadi topik pembicaraan di Britania Raya dan USA. Bayangkan kalau tidak ada Pak Tukang Sampah ??? sore ini pikiran ku dipenuhi kalimat itu, Haha dengan seenaknya saya dan seringkali kulakukan membuang 'bungkus permen' sembarangan. Ah Tertampar kedua kali muka saya.


Imam Syafii : kisah tukang sampah di Jakarta, tayang di BBC Two, stasiun televisi Inggris



Kisah seorang tukang sampah, Jakarta, Imam Syafii , menjadi ulasan khusus yang ditayangkan oleh media Inggris, BBC Two. Tayangan tersebut membandingkan profesi tukang sampah di Jakarta dengan tukang sampah di London, Inggris.

Kesejahteraan tukang sampah Inggris dengan Indonesia sungguh sangat berbeda. Imam Syafii, mengaku sangat iri dengan kekayaan Wilbur Ramirez tukang sampah asal London, Inggris.

Sungguh ironi, Wilbur Ramirez hidup berkecukupan dengan 2 sepeda motor dan 1 mobil sedan. Sedangkan Imam hanya hidup di gubuk yang berbahan dari kayu triplek, bahkan beli sandal saja sulit.


Rumah Imam, hanya berukuran 3×3 meter di kawasan kumuh. Lokasinya pun hanya berbeda 5 meter dengan tumpukan sampah. Setiap harinya tubuh Imam harus rela dirubungi lalat dan nyamuk.


“Kalau si Wil rumahnya bagus. Bahannya dari tembok. Makanya dia nginap di sini enggak kuat diserang nyamuk,” ucap Imam sambil tertawa.

Dengan penghasilan Rp 800 ribu perbulan, Imam harus menghidupi istri dan 1 anaknya yang berumur satu tahun. Sedangkan Wilbur, hidup tanpa memikirkan beban biaya hidup anak.

“Wilbur bilang ke saya, gaji saya 3 tahun sama dengan gajinya sebulan. Saya saja bingung mau sekolahin anak dengan gaji segini. Kalau di sana (Inggris) katanya sekolah gratis,” ucap Imam.


Imam yang tadinya hanya berpenghasilan Rp 700 ribu per bulan, kini mendapatkan tambahan menjadi Rp 800 ribu per bulan. Meski hanya ditambah Rp 100 ribu, Imam tetap bersyukur akan karunia itu.

“Saya tidak masalah nominalnya, intinya warga tahu kalau hidup menjadi tukang sampah di Jakarta itu amat berat, beda dengan di Inggris,” ujar ayah beranak satu ini.


Imam menuturkan, jika Wilbur setiap harinya harus mengelilingi 3 blok pemukiman warga dengan menggunakan mobil truk yang dilengkapi AC. Sedangkan Imam, harus mengelilingi 3 RT dengan menggunakan gerobak.


Selain fasilitas, Imam juga mengaku iri dengan jam kerja Wilbur Ramirez. Menurutnya, jam kerja di negara Inggris hanya pada pagi hari. Sungguh berbeda dengan jam kerja Imam.

“Di sini saya kerja mulai pukul 7.00 pagi sampai pukul 10.30. Nanti jam 12 siang berangkat lagi sampai jam 3 sore,” terang pria kelahiran Brebes ini.

Kepedulian warga akan sampah juga disayangkan oleh pria beranak satu ini. Imam terkadang, harus menerima sampah yang belum terbungkus dengan aroma yang tak sedap.

Jika dibandingkan dengan cerita Wilbur s`at bekerja di London, hal tersebut sangatlah berbeda. Di Inggris, warga sudah peduli dengan pengelolaan limbah rumah tangga.

“Di sana katanya, warga sudah membungkus sampahnya, jadi tukang sampah tinggal angkut saja. Mereka juga membedakan bungkusan sampah kering dan sampah basah,” paparnya.

Wilbur Ramirez, tukang sampah asal London tersebut takjub akan ketangguhan Imam dalam menunaikan pekerjaannya. Wilbur juga kaget melihat bagaimana orang-orang bisa hidup di tempat pembuangan sampah Bantar Gebang.

“Pekerjaan ini menuntut kekuatan fisik lebih besar dari yang saya bayangkan. Gerobak ini beratnya nyaris mencapai 1 ton dan dia biasanya menariknya seorang diri. Hari ini, saya menariknya bersama dia dan saya sudah banyak berkeringat,” tutur Wilbur yang bertubuh gempal.

Wilbur juga kaget melihat Imam bertelanjang kaki saat menarik gerobak sampahnya. “Orang itu di sini bertelanjang kaki,” ujar pria Inggris berkulit hitam itu. “Ada kaca, ada semtanya di luar sana. Kaki orang ini pasti seperti kulit badak,” cetusnya seperti dilansir BBC, Senin (30/1/2012).


Dalam tayangan yang diberi judul ‘The Toughest Place to be A Binman‘ tersebut, Wilbur datang ke Jakarta dan mencoba untuk menjalani profesinya sebagai tukang sampah di Jakarta bersama dengan Imam selama 10 hari. Program ini ditayangkan pada Minggu (29/1) sekitar pukul 21.00 waktu setempat.

Di London, Wilbur terbiasa bekerja dengan menggunakan peralatan canggih dan otomatis dengan menumpang mobil sampah yang ber-AC serta didampingi oleh rekannya. Namun di Jakarta, Wilbur harus menanggalkan semuanya dan berjibaku dengan panas dan peralatan sederhana.

Setiap harinya, Wilbur dan Imam berangkat pagi hari untuk mengambil sampah di pemukiman warga. Wilbur kagum dengan tenaga Imam yang mampu menarik gerobak sampah yang berat seorang diri di bawah terik matahari.

Selama 10 hari turun ke jalan dan mendampingi Imam berkerja, Wilbur menyebut pekerjaan yang dilakukan Imam di Jakarta sangat berat. Dia pun mengakui kehebatan Imam.

Imam sendiri pasrah atas pekerjaan yang diakuinya berat itu. Semua itu demi keluarganya. “Meskipun ini berat, saya harus melakukannya karena saya tak punya keahlian lain. Saya akan melakukan pekerjaan apapun untuk keluarga saya,” cetusnya.

Windi, istri Imam pun memuji kerja keras suaminya itu. “Kami tak punya banyak uang, tapi saya tetap bahagia karena suami saya bekerja keras untuk mengurus saya dan putra saya,” kata Windi.

<$2Fspan>
“Meskipun dia bekerja dengan sampah-sampah, dia layak diperlakukan dengan hormat. Dia mungkin tukang sampah tapi dia tetap seorang manusia,” imbuh Windi.

Selama 10 hari melakukan pengambilan gambar bersama seorang tukang sampah asal Inggis, Iman mendapat honor Rp 1,5 juta.

Mudakir bersama Ibunda Iman, tadinya sempat berharap banyak dari pihak BBC Two, jika dirinya akan mendapat uang yang banyak. Namun, impian itu sirna, lantaran hanya menerima uang Rp 1,5 juta.

“Orang-orang ngira kita dapat Rp 10 juta sampai Rp 20 juta, padahal cuma dapat segitu (Rp 1,5 juta). Ya kalau dibandingin gajinya Wilbur, tidak ada apa-apanya uang itu,” cetusnya.

Referensi : detikcom

“Kita cuma dapat 1,5 juta. Padahal si Wilbur (tukang sampah dari Inggris) cerita sama kita, kalau gajinya di London, Inggris bisa puluhan juta,” keluh Ayah Imam, Mudakir (50), di rumahnya, Jl Kawi Buntu, Guntur, Jakarta Selatan, Senin (30/1/2012).

No comments:

Post a Comment

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...