Sunday 28 October 2012

harapan.. kemarilah !

Suatu ketika aku berdiri di tepian daratan tandus
Aku memandang dan berfikir
Adakah penjual air disana ?

Suatu ketika aku duduk di tengah belantara gelap
Aku mulai berimajinasi
Adakah pengepul sinar disini ?

Harapan..
sisa kepentingan yang kumiliki
kemarilah !
aku tak ingin meredup mati hanya karena kesadisan duniawi
harapan.. kamu dimana ?
Rangkul aku jika kamu kembali. Saya takut sendiri !


Wednesday 24 October 2012

‎*Rasa Suka, Rasa Benci & Tertipu*



‎*Rasa Suka, Rasa Benci & Tertipu

Pasai, anak kami, dua tahun empat bulan, percaya diri sekali kalau dia bisa naik tangga manapun yang dia lihat. Coba saja bilang padanya, "Nak, nanti jatuh, tinggi sekali loh tangganya." Wajahnya berubah, tatapan matanya tajam, mulutnya berseru, 'Pasai mau naek tangga! naek tangga!' Setelah negosiasi sedikit, dia akhirnya tetap naik tangga asal mau dipegangin, itu pun setelah mengatur bagaimana tangan bapaknya harus pegang tangan dia. Sebaliknya, dalam kasus yang berbeda, anak kami ini, kadang susaaah sekali disuruh makan. Ada-ada saja alasannya, "Pasai kenyang.", "Mam-nya pahit", "Asem", atau kadang nge-les tingkat tinggi, "Ibuk, pelut Pasai sakit, aduh, aduh." pura-pura pegang perut, minta berhenti makan.

Begitulah. Anak kami ini sama seperti jutaan anak2 kecil lainnya, tumbuh dengan rasa ingin tahu yang besar. Dan namanya juga anak2, apakah dia tahu sesuatu itu buruk atau baik? apakah dia paham, apa2 yg dia suka, boleh jadi amat buruk baginya--membuat celaka seperti naik tangga yg tinggi sendirian, dan sebaliknya, apa2 yg dia tidak suka, boleh jadi amat baik baginya--seperti makan yg lahap masakan lezat Ibu-nya. Rasa2nya, untuk seusianya, anak kami belum tahu mana yg baik dan mana yg buruk baginya.

Anak2 remaja di sekitar kita juga demikian. Iya, bukan? Bukankah sering kalian bertengkar dengan orang tua? Ngotot sekali ingin dibelikan sesuatu, yang kalian sangka baik2 saja, tapi tidak bagi orang tua kita. Sebaliknya, bukankah sering kalian berantem dengan orang tua? Disuruh melakukan sesuatu yg kalian amat benci, tidak seru, bosan, bikin ilfil, tapi bagi orang tua kalian, hal tersebut amat baik dan oke demi masa depan kalian. Apakah kalian merasa apa2 yg kalian suka itu benar2 baik? Dan sebaliknya, yg bikin ilfil itu benar2 buruk? 

Oh tidak, orang2 dewasa di sekitar kita ternyata juga demikian. Tidak terhitung, banyak sekali orang2 yg membenci kenapa dia harus di sini, mengerjakan ini, berkutat dengan hal2 seperti ini, mengomel, mengeluh. Padahal boleh jadi hal itu amat baik baginya, sungguh amat baik. Dan sebaliknya, tidak terhitung, banyak sekali orang2 dewasa yg suka sekali melakukan sesuatu, merasa seru, keren, asyik, nggak masalah tuh, kami tahu batasannya, dsbgnya, dsgnya. Padahal boleh jadi hal itu amat buruk baginya, sungguh amat buruk.

Duhai, dalam urusan ini, sungguh sudah Allah tuliskan dalam kitab suci, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." Maka tidakkah kita mau berpikir sejenak? Orang2 yg dangkal pemahamannya, selalu menilai sesuatu dari kulit luarnya saja, dr permulaan, dikira seru, asyik kali ya (misalnya pacaran), tapi dia tidak paham boleh jadi pacaran itu amat buruk baginya. Sedangkan orang2 yg dalam pemahamannya, selalu menilai sesuatu secara lengkap, dari sisi yg tidak dipikirkan orang, dan tahu persis arahnya menuju kemana, maka meskipun dia benci, bosan, kadang tergoda hendak menyerah, tapi karena dia tahu, boleh jadi ini baik baginya, dia terus bersabar dan berdoa. Maka akan datang jodoh yg terbaik baginya. 

Tentu saja hal ini tdk berlaku hanya utk rumus mencari jodoh--sy gunakan misal ini, karena banyak diantara kalian yg lebih nyambung jika itu yg dibahas. Hal ini juga berlaku utk semua bentuk rasa suka dan rasa benci yg kita miliki. Pekerjaan kita saat ini. Sekolah/kuliah kita saat ini. Larangan dan perintah orang tua. Kenapa kita sekarang ada di sini, melakukan ini, dsbgnya, dsbgnya. Rumus ini juga berlaku.
Maka selalu rajin2lah menilai. Semoga kita tidak termasuk orang2 yg tertipu.


-Darwis Tere Liye-


sumber : http://www.facebook.com/darwistereliye/posts/451815401535700

Tuesday 23 October 2012

Bersyukur menambah kadar bahagia


Ketika berada di tempat luas dan hanya ada aku sendiri, terasa aku seperti semut yang bisa diinjak siapapun. Saat angin berhembus kencang dan aku sedang berada di luar rumah, aku seperti kapas yang bisa terbawa angin kapanpun angin mau. Saat hujan petir menyambar - nyambar, aku seperti batang pohon tak berguna yang bisa patah kapanpun disambar petir. Saat bumi bergetar tanpa ampun, aku seperti katak yang bisa kapansaja tertimpa dinding - dinding yang retak hancur karena goyangan gempa. Saat air laut meninggi, aku seperti ikan gatul yang terhempas ke daratan dan lebur bersama air bah. 

Lalu apakah aku ini ? Makhluk kecil yang terkadang sombong diri karena kemewahan duniawi, yang padahal ketika alam bergerak atas kehendak Tuhan sedikit saja, maka manusia hanyalah barang kecil tak berarti.

Manusia hanya secuil dari kehidupan galaxy yang diciptakan Tuhan, tak ada sedikitpun yang patut disombongkan. Masih ingatkah kita memiliki jantung untuk berdetak, dua tangan, dua kaki, organ tubuh lengkap, dua mata, dua telinga, hidung, mulut, kemudian taukah kamu ? ada orang yang tak beruntung yang dikirim Tuhan ke dunia ini dengan bagian yang tak lengkap, untuk menyadarkan kita dan belajar dari ketabahan, kesabaran dan ketulusan mereka. Oh, Sungguh Mulia utusan Tuhan tersebut !

Lalu apa yang membuat mu tak bahagia ?
ketika kamu mampu berlari dengan riang, ada yang harus berjalan dengan tongkat
ketika kamu mampu melihat orang yang kamu sayang, ada yang harus terkubur dalam gelapnya dunia
ketika kamu mampu mendengar suara - suara orang yang kamu cintai, ada yang hidup dalam kesunyian
ketika kamu mampu tidur nyaman di atas kasur, ada mereka yang tidur beralaskan bumi, berpayung langit

Lalu apa lagi yang engkau keluhkan ?
ketika kamu mampu mengeluh karena beratnya pekerjaan, ada yang masih sibuk mencari pekerjaan bahkan terkadang mereka dicaci karena hanya berdiam di rumah
ketika kamu mampu mengeluh karena urusan kuliah, ada yang tak mampu meneruskan sekolahnya bahkan ada yang berhenti sampai di jenjang dasar saja.
ketika kamu mampu mengeluh karena lauk tempe goreng, ada yang masih mencari sesuap nasi dan masih bingung untuk nasi mereka esok.
ketika kamu mampu mengeluh karena panasnya cuaca, berfikirkah kamu kalau panas itu bisa mengeringkan jemuranmu...

Sungguh manusia macam apa aku ini ? Pandai mengeluh dan sombong !
Aku bersyukur Tuhan mengirimkan mereka ke kehidupan ku, supaya aku ingat betapa kecilnya aku, menunduk, menunduk dan menunduk. Seperti kutipan yang pernah kudengar di serial Kera Sakti "Dunia adalah fana, Kefanaan adalah kehampaan"
Aku belajar dari adik kecil loper koran di dekat kantor, dalam perjalanan pulang pun seringkali kutemui utusan - utusan Tuhan yang membelalakkan mataku. Bahwa bersyukur itu adalah cara untuk membahagiakan diri dan orang lain. Memulai untuk mengurangi keluhan, dan melapangkan hati untuk menerima setiap yang Tuhan berikan apapun itu serta selalu bersyukur atas nikmat maupun cobaan yang sejatinya justru menguatkan ku. Semoga istiqomah ^_^

sumber gambar : http://cermot.com/wp-content/uploads/2012/08/Bahagia-karena-Bersyukur-300x200.jpg

Monday 22 October 2012

Everyone afraid to be alone

Siapa yang berani tinggal sendiri di pulau terpencil di wilayah terluar Indonesia ? Tak ada teman bicara, teman hidup, teman tersenyum ? Yah itu hanya perumpamaan. Kesendirian mungkin bagi sebagian orang merupakan momok atau malah menjadi hal yang wajar saja. Menjadi sendiri bukan lah sebuah pilihan, itu hanyalah sebuah latihan untuk beradaptasi dengan waktu yang kadangkala mengharuskan kita menyelesaikan semua sendiri. Menjadi independen bukanlah sebuah dosa, hanya saja jika kita memilih untuk -menyendiri- barulah itu sebuah dosa, yang menyalahi kodrat Ilahi.

Sudah tertulis dengan jelas bahwa Manusia diciptakan berpasangan artinya tak hanya antara Hawa dan Adam melainkan berpasangan dengan orang sekitar kita, kalau dalam ilmu sosiologi disebut Makhluk Sosial. Tak selamanya kesendirian itu menyeramkan, bahkan terkadang perlu untuk sendiri supaya mampu melihat batas benar dan salah. Dengan kesendirian akan memberi ruang jeda untuk berfikir lebih jernih, seringkali dalam kesendirian itu akan muncul evaluasi terhadap diri masing - masing. 
Siapa aku ? Apakah aku di masa depan ? Apa saja kesalahanku ? Kemana mereka yang kusayangi ? Kenapa pergi ?
Pertanyaan demi pertanyaan akan mengevaluasi dan sedikit banyak memberi pemahaman terhadap diri sendiri. Bahkan jika ingin merasakan secuil kematian menyendirilah, karena pada dasarnya mati itu sendiri, dosa yang ditanggung pun akan dipertanggungjawabkan sendiri, amal dan perbuatan. Untuk siapa ? kalau bukan untuk menyelematkan diri sendiri. Saat masih bocah, kita akan takut jika ditinggal di toilet sendirian, saat beranjak remaja kita akan memimpikan memiliki teman bersandar yang disebut sahabat supaya kita tidak merasa kesepian (sendiri), kebenaran akan suatu hal yang awalnya dianggap mimpi akan tersingkap dan terbukti apakah itu hanya mimpi, harapan atau kenyataan saat kita merenung dalam hening sunyi sendiri. 

Kesendirian kita terkadang kita habiskan untuk menyenangkan jiwa yang tertinggal ini, dan melupakan sakit yang tela habis, tapi bagaimana sakit dimasa depan sana, apakah kita terlalu sanggup menerimanya? Jika bicara kesenangan itu, ia hanya sejenak, semua kita paham apa itu sejenak. Lalu apalagi, yang datang hanya kesendirian dan kesendirian, yang sering kita lupakan, ditengah luapan kebersamaan zaman.

Tapi seringkali kensendirian itu menakutkan, siapa yang bangga jika sendiri, kurasa orang itu sudah diatas normal. Ruang kelam itu harus diisi dengan keceriaan dan kemewahan hati dari orang sekitar. Orang tua, teman kantor, teman sekolah, bahkan musuh mampu menghunus kesendirian itu. Ah musuh, tidak tak ada musuh yang ada hanyalah teman yang belum kukenal baik ataupu belum mengenalku baik. 

Lalu ?
Lalu jangan coba untuk terus masuk ke jurang gelap itu sendiri, masih ada matahari yang bersinar esok, aku tidak ingin memikirkan sepi ku hari ini. Tak ada salahnya sendiri sebentar, untuk memberi ruang bernafas. Tapi tetap saja aku menyadari sekali lagi, ya sepi sendiri itu menakutkan sangat menakutkan 


Wednesday 17 October 2012

Hujan di bulan Juni




Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

(Taken from : "Hujan di bulan juni #2" Sapardi Djoko Darmono)

Tuesday 9 October 2012

Hold On

When you need someone to hold you
When you feel cold and alone
Try to find a way to warm yourself
But you don't know what to do

This is for those who suffer a lot
It feels so hard to smile
Remember at the times of sadness
When people are crying for their lives

Look around you
There's an emptiness in their eyes
No more children's laugh
No more peace in our lives

Let's hold on together
Release all your pain
And let me wipe your tears
And smile

Believe in the power of love
The strength inside you
And let us survive
Build the happiness
Hold on, hold on, hold on, hold on

~Ten 2 Five

Bukan aku

Biarlah orang lain menangis i kekurangannya yang penting Bukan Aku
Biarkan yang lain menyombongkan diri karena kelebihannya yang penting Bukan Aku

Monday 8 October 2012

Program Polindom (Polinom)


Beberapa peristiwa dapat memberikan data yang menggambarkan keberadaan barisan ini, misalnya data banyaknya jabat tangan yang terjadi pada sekelompok orang. Jumlah orang dalam kelompok sebagai urutan suku dan jumlah jabatan tangan dari mereka adalah nilai sukunya

#include<stdio.h>
#include<string.h>
#define MAX 100
int STACKMAKSIMAL;
typedef int typeitem;
typedef struct
{
typeitem item[MAX];
int count;
}stack;
void inisialisasi(stack *s)
{
s->count = 0;
}
int kosongkan(stack *s)
{
return (s->count == 0);
}
int penuh(stack *s)
{
return (s->count == STACKMAKSIMAL);
}
void push(typeitem x, stack *s)
{
if(penuh(s))
printf("stack penuh !\n");
else
{
s->item[s->count]=x;
++(s->count);
}
}
int pop(stack *s)
{
if(kosongkan(s))
printf("stack kosong\n");
else
{
--(s->count);
return (s->item[s->count]);
}
return 0;
}

void main()
{
stack t;
inisialisasi(&t);
char kal[30], hasil[30];
int j;
printf("masukkan kalimat= ");
gets(kal);
for(int i=0;i<strlen(kal);i++)
push(&t,kal[i]);
j=0;
}
while(!kosong(&t)){
hasil[j]=pop(&t);
j++;
}

}
hasil[j]='\0';
printf("hasil pembalikkan : %s\n", hasil);
if(strcmp(kal,hasil)==0)
printf("kalimat %s polindrom\n", kal);
else
printf("bukan polindrom\n");
}

Keajaiban doa diantara dua sujud


Obrolan di siang itu

Siang itu dingin, perut yang terisi dengan beberapa sendok nasi, suasana santai yang membuat nyaman tak bercelah untuk sedih sedikitpun, tiba - tiba sound laptop berbunyi tanda pesan masuk. Mungkin atasan yang memberi perintah, ahh tak mungkin ini jam makan siang, kulihat bukan Yahoo messenger yang berwarna oranye, tapi skype siapa ini ? Kulihat seseorang itu menanyai ku beberapa hal, senang bukan main walau hanya bisa bercakap di dunia maya, di tengah obrolan ya dia menanyaiku hal yang sama seperti hari hari sebelumnya, aku berusaha untuk diam dan mengunci mulut ku rapat - rapat, tapi dia semakin kreatif untuk memojokkan ku supaya ku mengaku, akhirnya aku harus terpaksa untuk sedikit membocorkan hal penting itu, seharusnya tak begini ingin ku menyampaikan saat bertemu langsung, ternyata bukan, ini takdir Allah, seketika selera makan hilang, suasana tak nyaman, AC terasa dingin dingin dingin sekali. Maaf aku tak bisa mencegah untuk bilang tapi entah aku tak menangis seperti biasa, sedikit bahagia karena entah mengapa. 

Friday 5 October 2012

Program konversi hari, tahun, jam, menit, detik


# include <stdio.h>
void main(){

int tahun,bulan,hari,d,detik,menit,jam,Hari;
printf("==== Tugas Pemrograman ==== \n");
printf("==== WULAN NOVITASARI ==== \n");
printf("==== 7410030818 ==== \n\n\n");
printf("Umur Andi\n");

printf ("Tahun\t= ");
scanf ("%d", &tahun);
printf("Bulan \t= ");
scanf ("%d", &bulan);
printf("Hari \t= ");
scanf ("%d", &hari);
printf("*************************\n\n\n\n");

detik=((tahun*365)+(bulan*30)+hari)*24*3600;
menit=((tahun*365)+(bulan*30)+hari)*24*60;
jam=((tahun*365)+(bulan*30)+hari)*24;
Hari=((tahun*365)+(bulan*30)+hari);

printf("Maka Umur Andi dalam ---> \n");
printf("Detik = %d\n",detik);
printf("Menit = %d\n",menit);
printf("Jam = %d\n",jam);
printf("Hari = %d\n",Hari);

}

Program Triangular


#include<stdio.h>
main()
{
int triangular,n,jumlah;
printf("Inputkan bilangan triangular : ");
scanf("%d",&triangular);
n=0; jumlah = 0;
while(n<=triangular)
{
jumlah += n;
n++;
}
printf("Jumlah bilangan triangular dari %d adalah %d\n",triangular,jumlah);
}

program menampilkan jumlah hari dalam suatu bulan


//program jumlah hari
//Wulan Novitasari
//7410030818
#include<iostream.h>
#include<conio.h>
void main()
{
int Jml_Hari[12] = {31,28,31,30,31,30,31,31,30,31,30,31};
int Bulan, Tahun, JumlahHari;

cout<<"Inputkan Bulan ke 1 - 12 = "; cin>>Bulan;
if (Bulan == 2)
{
}
else
{
JumlahHari = Jml_Hari[Bulan];
}
cout<<"Bulan ke - "<<Bulan; endl;
cout<<"\n Jumlah Hari ==> "<<JumlahHari<<" hari \n";
}

program untuk menentukan bilangan positif, negatif dan nol


#include <iostream.h>
#include <conio.h>

main()
{
int bil;
cout<<"Inputkan Bilangan yang akan dicek = ";
cin>>bil;

if (bil > 0)
   cout<<bil<<" adalah bilangan Positif";
else if (bil < 0)
   {
     cout<<bil<<" adalah bilangan Negatif";
   }
else if (bil==0)
   {
     cout<<"Anda menginputkan bilangan Nol (0)\n";
   }
else
    {
     cout<<"inputan salah";
   }
getch();
}

Wednesday 3 October 2012

Peran sosialisasi dan komunikasi dalam pendidikan berkarakter, Masihkah berlaku ?

Miris melihat berbagai media memberitakan tentang tawuran di kalangan siswa SMA yang notabene seharusnya merupakan teladan bagi siswa siswi jenjang di bawahnya. Namun apa yang terjadi pada kenyataan adalah fakta yang merupakan akibat dari *mungkin* peraturan yang kurang disiplin ataupun sistem yang kurang tepat. Bahkan menurut suatu survei di salah satu media bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara dengan kurikulum terpadat di dunia. Menurut saya hasil survei tersebut benar adanya, contohnya bisa dilihat dari adik saya, Pukul 06.00 pagi adik saya sudah harus nge-tem angkutan umum untuk pergi menuju sekolah yang masuk pukul 06.30, dan kasihannya dia harus pulang pukul 14.30 dengan perjalanan dari sekolahnya ke rumah 30 menit, alhasil pukul 15.00 dia baru bisa berleha leha di rumah. Seringkali kantuk melandanya sehingga jadwal belajar di rumah kurang teratur dan sedikit banyak mengorbankan waktu bermainnya. 

Yang saya temui lagi, cerita orangtua dari teman saya yang adiknya masih duduk di kelas 2 SD, mendapati soal ujiannya sudah mirip dengan soal ujian saya waktu kelas 5 SD dulu. Flashback ke masa dulu, saat saya duduk di kelas 2 SD pelajaran PKN / PPKN / Kewarganegaraan yang saya ingat adalah tentang Tenggang Rasa, Budi pekerti, Rela Berkorban yang mencakup etika kehidupan sehari hari, tapi nyata nya sekarang terjadi revolusi yang cukup signifikan, seorang anak yang baru berumur 7- 9 tahun harus dibebani dengan hafalan Undang - Undang Dasar. 

Tergerusnya waktu yang dimiliki para siswa untuk lebih berkreasi dan bersosialisasi menjadi dampak buruk perkembangan mental mereka. Apalagi perkembangan teknologi yang berjalan pesat, ruang sosialisasi antar pelajar pun semakin dibatasi dengan dinding dunia maya yang abstrak, padahal menurut beberapa orang, teknologi mampu mempermudah komunikasi. Ya itu untuk pebisnis, tapi untuk kalangan remaja yang seharusnya bertemu tatap muka untuk lebih dekat dan akrab menurut saya teknologi bukan hal baik. Apalagi saat anak kecil sudah mengenal smartphone, Duh! bisa dibayangkan komunikasi dengan orangtuanya akan terganggu. 

Tawuran yang terjadi di ibukota merupakan percontohan, bahwa ada yang SANGAT salah dengan yang berlaku saat ini. Menanamkan hal positif sejak dini, dengan mengajarkan hal - hal kecil sangat diperlukan, kejujuran, ketulusan, membantu orang lain, tidak pamrih dan lain sebagainya, peran orang tua juga sangat penting. Ini benar - benar sudah masalah serius, tidak bisa ditanggapi dengan remeh. Harusnya ada kerja sama antara guru dan orang tua, kalau belum bisa harusnya ada upaya dari pihak sekolah untuk mempengaruhi siswa yang masih 'belum tercemar' untuk membantu dan ikut serta dalam prosesnya. Cara pembelajaran yang santai, adanya kegiatan organisasi yang mengarah ke kebaikan.

Mengingat dulu saat saya masih duduk di bangku SD - STM, saya selalu minder untuk mengajukan pertanyaan saat ada pelajaran yang tidak saya pahami, seringkali saya tidak suka pada salah satu pelajaran karena cara mengajar gurunya. Tapi ada juga guru yang dengan cara penyampaian yang santai dan selalu menyisipkan nasehat - nasehat yang jarang saya dapatkan dari guru lain. Saat STM pun saya masih menjadi seorang yang minder, namun saya mengerti artinya pertemanan, disiplin dari sebuah organisasi, minder saya pun berkurang, rasa pertemanan dengan siswa lain pun makin erat, ini bisa mengurangi perselisihan antara kami siswa siswi.

Oh sekali lagi komunikasi, sosialisasi, komunikasi, dan sosialisasi... ! Hemm, apa yang bisa saya lakukan yaa untuk membantu mereka yang berpikir bahwa kekerasan adalah jalan satu satunya sementara saya ini bukan guru.. *cita cita terpendam* huf

Tuesday 2 October 2012

Aritmatika Polinom (Representasi dengan array dan fungsi tambahan)


Masalah aritmatika polinom adalah membuat sekumpulan subrutin manipulasi terhadap polinom simbolis
(symbolic Polynomial).  Misalnya:

P1 = 6x8 + 8x7 + 5x5 + x3 + 15
P2 = 3x9 + 4x7 + 3x4 + 2x3 + 2x2 + 10
P3 = x2 + 5

Terdapat empat operasi aritmatika polinom dasar antara lain:

- Penambahan (P1 + P2 = 3x9 + 6x8 +  12x7 + 5x5 + 3x4 + 3x3 + 2x2 + 25)
 Pengurangan (P1 - P2 = - 3x9 + 6x8 +  4x7 + 5x- 3x4 - x3 - 2x2 + 5)
- Perkalian (P1 * P3 = 6x10 + 8x9 + 5x7 + x5 + 15x2 + 30x8 + 40x7 + 25x5 + 5x3 + 75 = 6x10 + 8x9 + 30x8+45x7 + 26x5 +  5x3 + 15x2 + 75)
- Turunan (P2' = 27x8 + 28x6 + 12x3 + 6x2 + 4x)

Representasi bilangan polinom dengan array :
int P1[10] = {0,6,8,0,5,0,1,0,0,15}; 
à index menunjukkan jumlah pangkat dan nilai array menunjukkan konstanta pada setiap pangkat polinom. Hal ini berlaku sama untuk P2 dan P3.
int P2[10] = {10,0,2,2,3,0,0,4,0,3};
à index menunjukkan jumlah pangkat dan nilai array menunjukkan konstanta pada setiap pangkat polinom. Hal ini berlaku sama untuk P2 dan P3.
int P3[10] = {5,0,1,0,0,0,0,0,0,0};
à index menunjukkan jumlah pangkat dan nilai array menunjukkan konstanta pada setiap pangkat polinom. Hal ini berlaku sama untuk P2 dan P3.

fungsi-fungsi  yang melakukan kelima operasi aritmatika di atas dengan parameter berupa persamaan :
1.       float kurang(int A[], int B[], int x)
{
         float hasil=0;
  for(int i=0; i<10; i++) 
        hasil+=(A[i]-B[i])*(float)pow(x,i);
        return hasil;
}
 --------------------------------------------------------------
2.       float kali(int A[], int B[], int x)
{
  float hasil=0;
         for(int i=0; i<10; i++) 
          for(int j=0; j<10; j++)
           hasil+=(A[i]*B[j])*(float)pow(x,(i+j));
         return hasil;
}
 --------------------------------------------------------------
3.       float turun(int A[], int x)
{
  float hasil=0; 
                 for(int i=1; i<10; i++) 
        hasil+=(A[i]*i)*(float)pow(x,i-1);
        return hasil;
}
------------------------------------------------------------
4. float tambah (int P1[], int P[2], int x)
{
   float hasil=1.0;
   for(int i=0; i<10; i++)
         hasil+=(P[i]+P2[i])*pow(x,i);
   return hasil;
}












Algoritma Konversi Lingkaran


Algoritma Lingkaran

1.       Diketahui PI = 3.14
2.       mencari luas jika ya maka inputkan r maka hasil Luas akan muncul
3.       Jika tidak maka mencari keliling maka inputkan r maka hasil Kel  akan muncul
4.       Selesai

Algoritma konversi Suhu


Algoritma Suhu :
  1. Diketahui Rumus F
  2. Inputkan Suhu C
  3. Tampilkan output F
  4. Selesai


Cara dasar digitasi peta dengan software ArcView GIS 3.3

ArcView merupakan salah satu perangkat lunak desktop Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI. Kemampuan-kemampuan perangkat SIG Arc View ini secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut :

  1. Pertukaran data : membaca dan menuliskan data dari dan ke dalam format perangkat lunak SIG lainnya.
  2. Melakukan analisis statistik dan operasi-operasi matematis.
  3. Menampilkan Informasi (basisdata) spasial maupun atribut.
  4. Menjawab query spasial maupun atribut.
  5. Melakukan fungsi-fungsi dasar SIG.
  6. Membuat peta tematik
  7. Meng-customize aplikasi dengan menggunakan bahasa skrip.
  8. Melakukan fungsi-fungsi SIG khusus lainnya (dengan menggunakan extensionyang ditujukan untuk mendukung penggunaan perangkat lunak SIG Arc View).

Ada 3 konsep untuk digitasi peta pada ArcView GIS 3.3
yaitu :
  • Polyline: Biasanya digunakan untuk menentukan jalan - jalan di sebuah peta
  • Polygon: Konsep ini berfungsi atau biasa digunakan untuk menentukan batas wilayah suatu daerah pada peta.
  • Point: Point pada ArcView GIS 3.3 dipakai untuk menentukan suatu tempat, misalnya, Rumah Sakit, Restoran, Sekolah, gedung - gedung, Bioskop, Mall dll
Berikut langkah - langkah lengkap cara digitasi dengan menggunakan Konsep Polyline, Polygon dan Point :

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...